Mathur Bersama Penggerak UMKM Sumenep
Through a wide variety of mobile applications, we’ve developed a unique visual system and strategy that can be applied across the spectrum of available applications.
I throw myself down among the tall grass by the stream as Ilie close to the earth.
I throw myself down among the tall grass by the stream as Ilie close to the earth.
I throw myself down among the tall grass by the stream as Ilie close to the earth.
Through a wide variety of mobile applications, we’ve developed a unique visual system and strategy that can be applied across the spectrum of available applications.
Through a wide variety of mobile applications
Sekolah Dasar diselesaikan pada 1987 di Sambas, Tepatnya di SDN Teluk Nangka 25, Sambas, Kalimantan Barat
Sekolah menengah pertama diselesaikan pada tahun 1990 di MTs Yasti Sambas, Kalimantan Barat
Sekolah menengah pertama diselesaikan pada tahun 1996 di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum di Pamekasan, Jawa Timur (1996)
Pendidikan sarjana diselesaikan pada tahun 2001 di Institut Agama Islam (IAIN) Surabaya, Saat ini UIN Sunan Ampel
Selain menempuh pendidikan formal, saya juga menempuh pendidikan informal di Pondok Pesantren Darus Sholah an Nawawiyah Pakong, Bangkalan
The education should be very interactual. Ut tincidunt est ac dolor aliquam sodales. Phasellus sed mauris hendrerit, laoreet sem in, lobortis mauris hendrerit ante.
Sekolah Dasar diselesaikan pada 1987 di Sambas, Tepatnya di SDN Teluk Nangka 25, Sambas, Kalimantan Barat
Sekolah menengah pertama diselesaikan pada tahun 1990 di MTs Yasti Sambas, Kalimantan Barat
Sekolah menengah pertama diselesaikan pada tahun 1996 di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum di Pamekasan, Jawa Timur (1996)
Pendidikan sarjana diselesaikan pada tahun 2001 di Institut Agama Islam (IAIN) Surabaya, Saat ini UIN Sunan Ampel
Selain menempuh pendidikan formal, saya juga menempuh pendidikan informal di Pondok Pesantren Darus Sholah an Nawawiyah Pakong, Bangkalan
The education should be very interactual. Ut tincidunt est ac dolor aliquam sodales. Phasellus sed mauris hendrerit, laoreet sem in, lobortis mauris hendrerit ante.
Sekolah Dasar diselesaikan pada 1987 di Sambas, Tepatnya di SDN Teluk Nangka 25, Sambas, Kalimantan Barat
Sekolah menengah pertama diselesaikan pada tahun 1990 di MTs Yasti Sambas, Kalimantan Barat
Sekolah menengah pertama diselesaikan pada tahun 1996 di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum di Pamekasan, Jawa Timur (1996)
Pendidikan sarjana diselesaikan pada tahun 2001 di Institut Agama Islam (IAIN) Surabaya, Saat ini UIN Sunan Ampel
Selain menempuh pendidikan formal, saya juga menempuh pendidikan informal di Pondok Pesantren Darus Sholah an Nawawiyah Pakong, Bangkalan
The education should be very interactual. Ut tincidunt est ac dolor aliquam sodales. Phasellus sed mauris hendrerit, laoreet sem in, lobortis mauris hendrerit ante.
Maecenas finibus nec sem ut imperdiet. Ut tincidunt est ac dolor aliquam sodales. Phasellus sed mauris hendrerit, laoreet sem in, lobortis mauris hendrerit ante. Ut tincidunt est ac dolor aliquam sodales phasellus smauris
Maecenas finibus nec sem ut imperdiet. Ut tincidunt est ac dolor aliquam sodales. Phasellus sed mauris hendrerit, laoreet sem in, lobortis mauris hendrerit ante. Ut tincidunt est ac dolor aliquam sodales phasellus smauris
Maecenas finibus nec sem ut imperdiet. Ut tincidunt est ac dolor aliquam sodales. Phasellus sed mauris hendrerit, laoreet sem in, lobortis mauris hendrerit ante. Ut tincidunt est ac dolor aliquam sodales phasellus smauris
All the Lorem Ipsum generators on the Internet tend to repeat predefined chunks as necessary
1 Page with Elementor
Design Customization
Responsive Design
Content Upload
Design Customization
2 Plugins/Extensions
Multipage Elementor
Design Figma
MAintaine Design
Content Upload
Design With XD
8 Plugins/Extensions
All the Lorem Ipsum generators on the Internet tend to repeat predefined chunks as necessary
1 Page with Elementor
Design Customization
Responsive Design
Content Upload
Design Customization
2 Plugins/Extensions
Multipage Elementor
Design Figma
MAintaine Design
Content Upload
Design With XD
8 Plugins/Extensions
All the Lorem Ipsum generators on the Internet tend to repeat predefined chunks as necessary
1 Page with Elementor
Design Customization
Responsive Design
Content Upload
Design Customization
2 Plugins/Extensions
Multipage Elementor
Design Figma
MAintaine Design
Content Upload
Design With XD
8 Plugins/Extensions
Mathur Husyairi dibesarkan di lingkungan keluarga petani. Tumbuh dari keluarga pedesaan, sejak kanak dia sudah dibiasakan melakukan pekerjaannya sendiri, tujuannya agar dapat menjadi pribadi yang memegang prinsip hidup mandiri.
Keluarga Mathur menyadari di samping didikan dari keluarga, juga perlunya menyekolahkan anak. Mereka meyakini dengan membekali anaknya pendidikan yang mumpuni, kelak anaknya dapat menyiapkan kehidupan lebih maju. Oleh karena itu keluarganya bertekad akan menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi.
Menjelang akhir tahun 1990-an, Mathur Husayiri atau yang akrab disapa Mathur lulus Sekolah Dasar. Dia melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanaiyah (MTs) Yayasan Tarbiyah Islamiyah (Yasti), yang terletak di desa tetangga. Jarak antara sekolah MTs dengan rumahnya lebih jauh lagi daripada sekolah MI tempat belajarnya dulu. Jarak antara sekolah dan rumahnya, sekitar 2,5 kilometer.
SelengkapnyaJika si Kera Sakti, Sun Go Kong, bersama rombongan teman-temannya, melakukan perjalanan ke barat mencari kitab suci. Berbeda dengan Mathur, meneruskan pengembaraannya menuntut ilmu dengan memulai dari wilayah barat Madura menuju timur Pulau Garam, dari Bangkalan ke Pamekasan.
Setelah menerima restu dari Kiai Bahar, guru yang membimbingnya selama di pesantren al-Nawawiyah di Pakong, Bangkalan. Akhirnya di penghujung tahun 1992, Mathur berpamitan untuk berangkat melanjutkan perjalanan musafirnya menimba ilmu menuju daerah Pamekasan.
SelengkapnyaMathur bukan bocah lagi, kini dia beranjak remaja. Di mata keluarganya, sewajarnya belajar lebih mandiri lagi. Keluarganya mengirim Mathur menimba ilmu ke Madura. Kakek, nenek, ayah, dan ibu sambungnya melepas kepergiannya menuntut ilmu ke tanah moyangnya.
Dia tidak berangkat sendirian. Tapi ditemani kerabatnya, Abdul Qowi yang mengantarkannya ke Desa Dabung, Kecamatan Geger, Bangkalan. Beberapa hari sempat menginap di Desa Geger. Selama di sini, dia sempatkan untuk bersilaturrahmi dengan sanak keluarga yang belum pernah bertemu selama ini.
Dengan diantar saudara kakeknya, Mathur melanjutkan berangkat menuju Pesantren al-Nawawiyah asuhan Kiai Bahar (almarhum), yang terletak di desa Pakong, Kecamatan Modung, Bangkalan. Sepeninggal wafat Kiai Bahar, pesantren itu berganti nama Darus al-Shalah al-Nawawiyah.
Kabar yang pernah didengar Mathur sebelum berangkat ke Madura, dia mengetahui bahwa pesantren di Bangkalan ada sekolah SMA atau Aliyah. Oleh karena itu dia membawa barang-barang kelengkapan yang diperkirakan dibutuhkan untuk sekolah tersebut, seperti seragam sekolah SMA, sepatu, dan alat tulis. Perbekalan itu sudah disiapkan sejak di Sambas.
Tapi ternyata orangtuanya mengirim Mathur ke pesantren yang belum menganut sistem pendidikan formal, seperti SMA atau Aliyah. Pesantren ini menerapkan cara belajar salaf. Setelah tahu tempat belajarnya yang sekarang ini tidak seperti harapannya, dia merasa impian yang dibawanya dari Sambas menjadi sia-sia.
Seketika dia seperti merasa impiannya untuk melanjutkan ke sekolah yang diinginkan kandas. Hal yang membuat Mathur enggan masuk pesantren, karena belum siap dengan segala aturan, yang akan membuat dirinya tidak bisa bebas bepergian, dan semuanya harus melalui izin pengasuh pesantren atau pengawas, adalah tradisi lingkungan yang sangat kontras dengan kehidupan sehari-harinya.
Waktu sekolah di kampung, aturan hanya ada di jam masuk sekolah. Selesai jam sekolah bubar, tentu bebas bepergian bermain bersama teman-temannya. Tentu perbedaan itu menjadikan dia enggan masuk pesantren. Hal lain yang utama, karena sistem pembelajarannya model salaf. Situasi yang berbeda sama sekali dengan kurikulum pendidikan yang pernah ditempuhnya.
Namun, walau bagaimanapun tidak ada pilihan baginya kecuali tetap harus melanjutkan belajar di Pesantren Darus al-Shalah al-Nawawiyah. Lagi-lagi Mathur mengalami kejadian serupa pernah terjadi sewaktu di sd beberapa tahun lalu. Di pesanten ini pula, dia harus mengulang tingkat kelas MI. Padahal di Kalimantan Barat, Mathur sudah tamat dari MTs.
Biaya hidup selama nyantri al-Nawawiyah adalah kiriman dari kakeknya di Sambas. Pada waktu itu tahun 1990-an, kirimannya berkisar tiga puluh hingga lima puluh ribu rupiah perbulan.
Pengiriman uang tidak melalui transfer bank.
Waktu itu pengiriman uang dilakukan melalui wesel. Pengambilan atau penarikannya dilakukan secara manual bukan dengan ATM. Melainkan dilakukan di kantor pos. Berbeda sekarang, pengiriman uang biaya pesantren sudah melalui bank atau antar ATM, yang tersedia di sejumlah tempat tertentu.
Mathur yang memiliki latar-belakang pendidikan berbeda dengan para santri lain, dia membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat beradaptasi dengan model belajar di pesantren. Meski demikian, keadaan itu tidak membuat dirinya putus asa.
Sejak tinggal di pesantren dia mulai membiasakan diri memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku-buku. Sudah banyak buku karya tokoh-tokoh terkemuka dilahap habis. Kebiasaannya membaca buku membuatnya semakin keranjingan akan ilmu.
Beberapa waktu setelah resmi menyandang status santri, dia terpilih untuk dilibatkan dalam kepengurusan pesantren. Dia menjabat sebagai sekretaris pesantren, selama dua periode. Mathur mulai belajar administrasi dimulai dari lingkungan pesantren.
Tiga tahun telah berlalu berjibaku dengan aturan pesantren. Belajar berbagai mata pelajaran yang ada di sana, bergelut dengan pelajaran yang tidak pernah dikenal di sekolah sebelumnya, SD, MI, atau MTs di Sambas. Tepat pada tahun 1993 akhirnya Mathur berhasil menamatkan pendidikan MTs di Darus al-Shalah al-Nawawiyah.
Tamat sekolah di Darus al-Shalah al-Nawawiyah. Mathur berpamitan Kepada Kiai Bahar, pengasuh pesantren al-Nawawiyah. Dia mengutarakan niatnya meninggalkan pesantren untuk melanjutkan sekolah Aliyah di Pamekasan. Kiai Bahar merestu keinginan Mathur.
(Hasan Muhammad)
Selengkapnya: https://mathur.id/dari-barat-ke-timur-mathur-unduh-ilmu-dari-pesantren-di-pulau-garam/
Chief Operating Officer I am available for freelance work. Connect with me via and call in to my account.
Phone: +01234567890 Email: admin@example.com