Mathur Husyairi lahir di Sambas, Kalimantan Barat, 04 Juni 1975. Sulung dari dua bersaudara, anak pasangan Pak Husyairi dan Ibu Misra. Adiknya bernama Aisyah, meninggal waktu berumur tiga bulan, sebab kelahirannya yang prematur.
Berselang beberapa bulan kemudian, Bu Misra menyusul kepergian anak perempuannya kembali ke rahmatullah. Ibu Misra meninggal dunia akibat penyakit kuning yang sudah dua tahun dideritanya. Pada waktu itu Mathur masih berumur empat tahun.
Pak Husyairi alias H. Muhsin kelahiran Bangkalan, 1 Mei 1953. Karena untuk kebutuhan ekonomi keluarga dia merantau ke Kalimantan Barat. Di tanah rantau H. Muhsin bekerja sebagai petani, yang merangkap juga sebagai pedagang hewan ternak sapi.
Mathur Husyairi mengawali bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sambas. Di sekolah ini Mathur hanya sampai di bangku kelas 4. Dia pindah ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 25 Teluk Nangka. Alasan pindah sekolah tak bukan karena jarak sekolah SDN 25 Teluk Nangka lebih dekat dibanding sekolah MI yang jaraknya sekitar 1 km dari rumah Mathur.
Sebab perpindahannya, dia mesti mengulang belajar di tingkat yang sama, yakni kelas 4. Mathur sapan akrabnya, seharusnya Kelas 5. Tapi ternyata di SD belum serta merta dapat duduk di bangku Kelas 5, melainkan berstatus masa percobaan di tingkat kelas ini. Sebab hasil dari masa percobaan tidak memenuhi nilai menurut ketentuan SD, akhirnya dimasukkan kembali di Kelas 4.
Menjelang akhir tahun 1990-an, Mathur lulus sekolah dasar. Dia melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanaiyah (MTs) Yayasan Tarbiyah Islamiyah (Yasti), yang terletak di desa tetangga. Jarak antara sekolah MTs dengan rumahnya lebih jauh lagi daripada sekolah MI tempat belajarnya dulu. Jarak antara sekolah dan rumahnya, sekitar 2,5 kilometer.
(Hasan Muhammad)
Selengkapnya: https://mathur.id/mathur-husyairi-didikan-mandiri-keluarga-petani/