Jika si Kera Sakti, Sun Go Kong, bersama rombongan teman-temannya, melakukan perjalanan ke barat mencari kitab suci. Berbeda dengan Mathur, meneruskan pengembaraannya menuntut ilmu dengan memulai dari wilayah barat Madura menuju timur Pulau Garam, dari Bangkalan ke Pamekasan.
Setelah menerima restu dari Kiai Bahar, guru yang membimbingnya selama di pesantren al-Nawawiyah di Pakong, Bangkalan. Akhirnya di penghujung tahun 1992, Mathur berpamitan untuk berangkat melanjutkan perjalanan musafirnya menimba ilmu menuju daerah Pamekasan.
Dengan niat kuat dan tekad yang bulat, Mathur pun memantapkan hati membiarkan semua pengalaman selama di pesantren yang sudah tiga tahun memberikan hikmah hidup, benar-benar menjadi kenangan. Waktu itu di antara beberapa santri yang pamit meninggalkan pesantren, hanya dia satu-satunya yang diberi izin untuk menempuh pendidikan di lembaga lain.
Dengan diibantu oleh temannya, Sohiful Haq. Dia mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan. Pada permulaan tahun 1993. Mathur mendaftar masuk sekolah Madrasah Aliyah (MA) Miftahul Ulum di daerah Panyepen, Pamekasan. Lembaga pendidikan yang diasuh oleh KH. Mudassir.
Nuansa pendidikan di lembaga pesantren di bawah binaan KH. Mudassir ini cukup berbeda dari tempat Mathur nyantri sebelumnya. Di Pesantren Miftahul Ulum ini, dia lebih leluasa untuk mengkaji kitab-kitab yang selain kitab salaf, seperti kitab kuning. Sehingga, wawasannya berimbang, melengkapi keilmuannya hasil dari belajar dari pesantren salaf di Bangkalan.
Tiga tahun berlalu mengais ilmu di Madrasah Aliyah di Pesantren Miftahul Ulum, Pamekasan. Akhirnya pada tahun tahun 1996, Mathur berhasil menamatkan sekolahnya. Selama menuntut ilmu di MA, Mathur tidak mengantongi banyak keunggulan gemilang.
Kendati begitu, di masa akhir pendidikannya dia berhasil menduduki rangking kedua sebagai siswa yang berprestasi. Peristiwa yang cukup membuat Mathur merasa bangga atas jerih payahnya belajar selama ini. Hal ini, karena sebelumnya dia tidak pernah mendapat ranking.
Tamat dari Aliyah di Pamekasan. Mathur bertekad melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Rencananya, dia akan kuliah di Surabaya.
(Hasan Muhammad)